SELAMAT DATANG DI TEMPAT KESATRIA BERCELOTEH... ^_^

Senin, Februari 14, 2011

Islam Solusi Peternak Hewan Vs Vegetarian dalam kaitan Global Warming

Kali ini kesatria ingin menuliskan seputar global warming,
dalam bahasa Indonesia sebenarnya dapat diistilahkan dengan "pemanasan global",
hanya saja penggunaan bahasa Indonesia tersebut sedikit kurang populer, seiring penggunaan istilah Global Warming yang lebih sering diperdengarkan lewat media masa,
Sedikit gambaran tentang global warming mengutip Wikipedia berbahasa Indonesia



Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.
Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa,
"sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"
melalui efek rumah kaca.
Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik,
termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8.
Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.


Mengenai apakah itu Gas rumah kaca, efek rumah kaca, telah banyak pakar yang mengupas. Konsentrasi tulisan kesatria kali ini adalah tentang kritisi berbagai solusi yang dipaparkan oleh berbagai sumber.

Satu fokus pembicaraan yang menarik bagi kesatria adalah cara mengatasi Global Warming dengan menjadi "vegetarian". Mungkin bagi sebagian orang hal ini adalah hal biasa dan argumentasi maupun cara didalam pemaparannya sangat baik, tapi bagi kesatria ini sangat mengusik. Mengapa?

Hal ini sangat mengganggu pikiran kesatria dikarenakan ada kesan bahwa umat Islam adalah salah satu penyebab "Global Warming". Di dalam salah satu hari besar yang dirayakan oleh umat Islam adalah Idul Qurban, atau Hari Raya Kurban. Hari raya ini diperingati dengan cara menyembelih binatang ternak. Sebelum kesatria bahas lebih lanjut coba perhatikan petikan yang kesatria kutip dari sumber tertentu.


Berdasarkan fakta yang diungkap FAO tahun 2006 menjelaskan bahwa daging merupakan komoditi penghasil emisi karbondioksida paling tinggi (20%).
Ini bahkan melampaui jumlah emisi gabungan dari semua kendaraan di dunia.
Karena ternyata industri ternak telah menghasilkan 9% racun karbondioksida, 65% nitrooksida, dan 37% gas metana.
Selain itu, industri ternak juga memerlukan banyak energi untuk mengubah ternak menjadi daging siap konsumsi.
Untuk memproduksi 1 kg daging saja misalnya, dihasilkan emisi karbondioksida 36,4 kilo.



Sungguh kesatria ingin mengatakan justru inilah letak kebenaran Islam itu sendiri .
Islam tidak pernah mengajarkan bahwa seorang muslim menjadi pemakan hewan, akan tetapi secara tidak langsung pula Islam tidak mengajarkan umat Islam untuk menjadi "vegetarian".
Pernahkah terbayang jika semua manusia di dunia adalah vegetarian?
apa dampaknya?
Boleh jadi hewan-hewan ternak akan menjadi punah.
Lahan-lahan pekerjaan yang berkaitan dengan hewan ternak akan tergerus.
Tumbuhan sebagai pakan hewan ternak akan ada dua kemungkinan,
akan tumbuh liar dengan subur , atau habis oleh pestisida.

Fakta di balik hewan-hewan ternak tersbut adalah, mereka penghasil bahan pupuk organik yang justru baik bagi tanaman pangan. Bayangkan pula jika hewan-hewan tersebut musnah,
makanan yang kita konsumsi akan mendapat suplai pupuk kimia yang justru akan membahayakan kesehatan tubuh.

Fakta menarik lainnya adalah bahwa Daging sapi merupakan sumber protein, zat besi, dan seng yang berfungsi untuk pertumbuhan sel otak, sumber vitamin B12 yang berguna untuk daya ingat, serta aliran listrik dalam otak, dan omega 3 untuk kecerdasan otak .

Qurban Idul Adha dalam pengertian ilmu fiqih Islam adalah penyembelihan binatang yang telah ditentukan jenis dan syaratnya, tujuannya untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Jangan sampai hal ini disalah artikan karena fakta yang diungkap oleh FAO adalah daging yang dikomersialkan bukan atas dasar ketakwaan Ingat pula bahwa Idul qurban adalah salah satu media syar Islam. “…. Dan barang siapa yang mengagung-agungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu muncul dari ketakwaan.” (Q.S. 22:23).

Fakta lain Islam justru melindungi hewan-hewan yang dimaksud diatas jika terdapat Cacat Pada Hewan Kurban. Keterangan ini berdasar hadits dari Bara` bin Azid, diriwayatkan oleh Imam Malik, Akhmad, Abu Dawud, At Tarmidzi, dll.


  1. Sembelihan pincang yang sangat tampak kepincangannya. Kepincangan disini dimaksudkan adalah pincang yang mengganggu dia berjalan dan membuat dia terlambat dari kawan-kawannya. Tetapi apabila hewan tersebut dapat berjalan beriringan dengan kawanannya walaupun sebenarnya dia pincang, maka sah kurbannya.
    Tetapi tetap lebih utama yang sempurna tidak pincang.
    Termasuk disini tidak sah berkurban dengan hewan yang putus kakinya.
  2. Sembelihan buta sebelah matanya yang sangat nampak kebutaannya. Yang dimaksudkan sangat nampak kebutaannya disini misalkan mata yang buta berubah fisiknya, misal dengan menonjol keluar atau cekung ke dalam. Adapun mata yang buta tapi fisiknya sama dengan mata normal, maka sah disembelih. Begitu pula hewan yang matanya rabun, sah untuk disembelih.
  3. Sembelihan sakit yang sangat nampak sakitnya. Sangat nampak sakitnya misalkan dengan menggigil, di kulitnya terlihat penyakit, dll. Adapun hewan yang misalkan tidur-tiduran terus maka sah berkurban dengannya.
  4. Sembelihan kurus yang tidak berlemak / bersumsum. Hal ini tentunya hanya dapat diketahui oleh orang yang ahli, maka apabila hewan kurban terlihat kurus tapi dinilai dia masih memiliki lemak / sumsum maka sah disembelih.

Hal ini menunjukkan penghormatan Islam terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang memiliki perasaan empati terhadap kekerungan, dimana Islam mensyaratkan hewan yang dapat dijadikan qurban adalah hewan yang tidak cacat, bahkan dari segi usia harus telah mencukupi syarat. Seperti halnya Unta, haruslah yang telah berumur 6 tahun, sapi dengan usia 2 tahun, kambing maupun domba yang telah setidaknya berusia 6 bulan. Pesan yang terkadung di dalamnya adalah bahwa kurban ditujukan selain sebagi syar Islam juga sebagai ritual yang ditujukan untuk kebaikan umat, guna kecukupan kandungan gizi tertentu yang tidak dapat digantikan dengan bahan makanan lain. Bukan semata-mata untuk kesenangan dunia dengan memakan hewan tersebut dengan serta-merta.



Sekarang yang menjadi pertanyaan berikut, apa yang semestinya dilakukan? Pada prinsipnya semua hal yang terkait dengan hewan ternak dapat diakomodir dengan baik. Inilah yang menjadi tempat dimana Pemerintah ikut serta melalui regulasi. Intinya adalah pembatasan konsumsi terhadap hewan ternak . "bukan menjadi vegetarian seutuhnya."



Ingat pula bahwa sesungguhnya ada pesan sosial dalam Idul Qurban yang dilakukan setahun sekali (kalender Hijriyah), bahwa masih banyak saudara-saudara kita yang masih kekurangan. Hal ini dapat pula dijadikan media dalam mengukur daya beli masyarakat.
Banyak media yang memberitakan kejadian pada saat pembagian hak daging qurban,
sungguh memilukan adanya.

Sekali lagi, Islam adalah solusinya. Islam menjaga hewan ternak dari kepunahan. Islam menunjukkan pentingnya daging dengan kadar tertentu, hal ini sangat jelas, karena Hari raya Kurban hanya dilakukan setahun sekali, bukan tiap bulan, tiap minggu atau bahkan tiap hari, karena faktanya bila mengkonsumsi daging dalam jumlah yang berlebih akan berdampak buruk pula bagi kesehatan.



sumber pedukung artikel ini :
http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_global
image from http://sapip.blogspot.com/
http://bataviase.co.id/node/121125
http://www.ilmoe.com/111/syarat-hewan-kurban-dan-waktu-penyembelihan.html
http://www.harian-global.com/index.php?option=com_content&view=article&id=25238%3Avegetarian-dan-global-warming&Itemid=69



artikel ini dibuat dengan salah satu tujuan mengikuti writing contest yang Bertajuk “Beat BlogContest”, yaitu kontes penulisan blog. Tahun ini mengangkat tema soal lingkungan hidup, dengan tagline “Green Your Mind!”

6 comments:

hahay,,,
maaf mas, saya muslim dan saya menghormati perayaan hari raya kurban,
menyelamatkan planet ini banyak cara, mungkin menurut anda dengan menjadi vegetarian,
tapi sekali lagi saya mohon maaf
saya tidak sependapat dengan sodara,
^_^

kan katanya emisi karbon dari peternakan 20% dari total ya? berarti yg 80% lagi apa? mgkn kita bisa jalan kaki daripada mengendarai kendaraan bermotor, alih2 meributkan masalah hewan terutama hewan kurban ya..

saya setuju sekali sama artikel ini, Bro :-)

salam kenal :-)

pernah saya berfikir utk menjadi vegetarian karena akhir2 ini malas makan daging dan trauma ketelen duri ikan (hihihi ^_^)

tapi saya pikir2 lagi, kok hati nurani saya menolak ya.. krn saya takut mengharamkan apa yg telah dihalalkan Allah...

jd skrg saya hanya mengurangi.. bukan tdk makan daging sama sekali...

Lyli-

hmm... semangat2 buat tetap "memakan" daging dalam kadar kecukupan gizi yang sesuai kebutuhan,,,

btw udah sembuh kan akibat duri ikannya? :p

Artikel yang lengkap dan menarik, mari tahan laju global warming dengan menanam pohon. Sekarang semakin menarik karena ada program revolusioner, "MENANAM POHON AMANKAN BUMI SEKALIGUS MENDAPATKAN MANFAAT EKONOMOMI DALAM PENANAMAN DAN KAMPANYENYA"


Cari Tahu caranya di : http://www.greenwarriorindonesia.com
http://goo.gl/J3xVtY

Posting Komentar